Kamis, 29 November 2012

puisi bhs arab


Ya roob…


Alpha
َقد أَصَابَنِيْ كَثِيْرٌ مِنْ الْبَلْوَى الاَّئِمَةْ

 telah menimpaku sekian banyak bala’ yang menyakitkan
الَّتِيْ رَمَتْ بِيْ إِلَى حَياَةٍ صَعْبَةٍ و شَديْدَةْ

yang mencampakkanku pada kehidupan nan sulit dan berat
و شَقَّتِ النَّفْسَ الْمُغَيَّمَةَ وَالْهِمَّةْ
Serta meremukkan jiwa yang redup dan segala asa
فَياَ رَبَّناَ...
Duhai Rabb kami…
هَلْ هَذَا الصَّبْرُ قاَئِمٌ عَلَى قَتْلِ اْلهَوَى؟
Akankah kesabaran ini bisa tegak ‘tuk memerangi hawa nafsu?
وَ أَنَا حَشِيْشٌ وَ قَدْ تَغُرُّنِيَ الدُّنْياَ

Sementara, diriku amat rapuh dan dunia terkadang menipuku
وَقَدْ يُجِفُّنِيَ اْلأَمَلُ عَلَى رَغْبَةٍ مُتْعِبَةْ
Dan, angan-angan kerap mengeringkanku di atas hasrat yang lelah
فَلاَ أَدْرِيْ... هَلْ مِنْ نُوْرٍ يَهْدِيْنِيْ إلَى اْلاِسْتِقَامَةْ ؟
Maka, aku tak pernah tahu…adakah setitik cahaya yang menunjukiku kepada istiqomah?
فَياَ رَبَّناَ...
Duhai Rabb kami…
بِرِيْحٍ صَفِيْرَةٍ أُرْسِلُ اْلقَصْدَ اْلجَلِيْ

Lewat angin yang berdesir kukirimkan keinginan yang tinggi
يَنْفُذُ حَدَّ اْلوَقْتِ وَاْلفَضَاءِ اْلخَفِيْ

Menembus batas waqtu dan ruang yang tersembunyi

أَمْسِكْ يَدَيَّ مِنْ ذُلَّةِ اْلفِتَنِ وَاْلمَعَاصِى

Genggamlah tanganku dari kerendahan fitnah dan ma’ashi
فَياَ رَبَّناَ...

Duhai Rabb kami…
اِنَّمَااْلجَنَّةُ هِيَ نِعْمَتُكَ اْلعَظِيْمَةْ
Hanyalah surga itu adalah nikmat-Mu nan agung
لاَ يَبْلُغُهَا إِلاَّ مَنْ هُوَ مُسْتَقِيْمٌ عَلَى الشَّرِيْعَةْ

Tidak akan mampu meraihnya kecuali seseorang yang istiqomah di atas syari’at
فَهَلْ مِنْ رَحْمَةٍ مِنْكَ يَارَبِّيْ لِعَبْدِكَ اْلفَقِيرْ

Maka, adakah seuntai rahmat dari-Mu, wahai Rabb-ku, bagi hamba-Mu yang papa
تُأَدِّيْنِيْ إِلَى مَا هُوَ عِنْدَكَ مِنْ خَيْرٍ كَبِيْرْ...

Yang ‘kan mengantarkanku menuju apa yang ada di sisi-Mu dari kebaikan nan berlimpah
فَياَ رَبَّناَ...
Duhai Rabb kami…
لَيْتَنِيْ أَطِيْرُ إِلَىالسَّمَاءِ السَّبْعَةْ

Andaikata ku bisa terbang ke langit ketujuh
مَعَ أَجْنِحَتِيْ الضَّعِيْفَةِ وَبَقِِيَّةِ اْلمَحَبَّةْ

Bersama sayap-sayapku yang lemah dan sisa-sisa cinta
أَشْكُوْ إِلَيْكَ عَلَى سَائِرِ سِيْرَتِيْ اْلمُمْتَدَّةْ
‘Kan kuadukan pada-Mu atas segenap sejarahku nan terbentang
بَيْنَ النََّفَسِ وَالدَّمْعِ وَمَرَارَةِ اْلمِحْنَةْ
Di antara nafas, airmata, serta pahitnya cobaan
فَياَ رَبَّناَ...
Duhai Rabb kami…
نَوِّرْنِيْ بِالْهُدَى وَالسَّعَادَةِ وَاْلاِسْتِقَامَةْ
Sinarilah diriku dengan hidayah, kebahagiaan, dan istiqomah
حَتَّى يَأْتِيَنِيَ اْليقِيْنُ بِلاَ خَسَارَةْ
Hingga kematian menjemputku tanpa ada kerugian
إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةْ
Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha dekat, dan Maha Mengabulkan segala do’a

Pengorbanan dan cinta


Pengorbanan dan cinta

“Seseorang tidak akan mulia karena apa yang ia miliki, tetapi ia akan mulia karena apa yang ia lakukan untuk orang lain. Dan kamu akan memperoleh hal tersebut dalam indahnya ukhuwah.”
Para Rasul dan Anbiya adalah tauladan terbaik yang telah membuktikan betapa besarnya pengorbanan yang telah mereka lakukan untuk menggapai Ridho Allah. Mereka adalah sosok-sosok pilihan yang selalu memikirkan umatnya. Apa-apa yang telah mereka lakukan ini membuat mereka mulia di dunia dan di akhirat kelak, baik di hadapan manusia terlebih di hadapan Allah.
Abu bakar Ash-Shidiq ra adalah sosok mulia, beliau menginfakkan semua hartanya di Jalan Allah dan atas pengorbanan yang telah beliau lakukan. Rasulullah telah mengabarkan bahwa ia termasuk kedalam salah satu sahabat yang telah di janjikan dengan syurga. Semua yang dilakukan oleh insan-insan mulia tersebut adalah karena adanya cinta kepada Allah. Cinta yang tercermin dalam perilaku. Cinta yang menggerakkan. Cinta yang melahirkan cinta. Cinta yang termanivestasikan dalam pengorbanan.
Mencintai yang dicintai oleh yang Tercinta adalah bagian dari mencintai yang Tercinta. Maka mencintai orang-orang yang di cintai oleh Yang Maha Mencintai adalah sebuah keniscayaan. Dalam mencintai mutlak adanya pengorbanan. Pengorbanan yang dilakukan atas dasar cinta akan memunculkan rasa saling menyayangi dan timbulnya ukhuwah. Pengorbanan dalam ukhuwah akan menguatkan rasa saling mencintai. Cinta yang berujung pada keridhoan Allah. Allah sangat mencintai orang-orang yang berkorban untuk mendapatkan keridhoan-Nya, karena itu menunjukkan cinta sejati pada Allah. Tidaklah mengherankan apabila salah satu golongan yang akan di naungi oleh Allah adalah orang yang saling mencintai karena Allah.
Rasulullah saw bersabda: ” Tujuh orang yang akan dinaungi Alloh dalam naungan-Nya yaitu: Imam (pemimpin) yang adil, pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah pada Allah, orang yang hatinya selalu terikat pada masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah pula, seorang lelaki yang dirayu oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan dan kecantikan tetapi ia menolaknya seraya berkata ‘Aku takut kepada Allah’, orang yang bersedekah sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat oleh tangan kanannya, dan seorang yang berdzikir kepada Allah sendirian lalu menitikkan airmatanya.” (HR. Bukhari Muslim)
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahih-nya dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah bersabda: “Ada seorang lelaki yang ingin mengunjungi saudaranya di sebuah desa. Di dalam perjalanannya Allah mengutus seorang malaikat untuk mengawasinya. Ketika lelaki itu sampai padanya, malaikat itu berkata, ‘Kemanakah engkau akan pergi?’ Lelaki itu menjawab, ‘Aku ingin mengunjungi saudaraku di desa ini.’ Malaikat itu bertanya lagi, ‘Apakah engkau punya kepentingan dari kenikmatan di desa ini?’ Lelaki itu menjawab, ‘Tidak, hanya saja aku mencintainya karena Allah.’ Kemudian malaikat itu berkata, ‘Sesungguhnya aku adalah utusan Allah yang diutus kepadamu, bahwa Allah juga mencintaimu sebagaimana kamu mencintai-Nya.”
Menjadikan orang-orang yang telah dikenal kemuliaan akhlaqnya sebagai sahabat dapat menjadikan persahabatan tersebut ibarat sebuah madrasah. Madrasah yang dapat di jadikan sebagai tempat meningkatkan kualitas diri. Madrasah yang terdapat cinta di dalamnya.
“Dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang beriman) meskipun engkau membelanjakan semua (kekayaan) yang ada di muka bumi, niscaya engkau tidak dapat mempersatukannya, akan tetapi Allah-lah yang telah mempersatukan hati mereka.” (QS Al Anfal: 63)

obat alami


Khasiat Daun Sirsak Untuk Kesehatan
Khasiat daun sirsak,-Khasiat daun sirsak untuk kesehatan terlihat dengan kemampuannya untuk mengobati berbagai penyakit baik itu penyakit kronis maupun non kronis dengan tuntas aman dan tanpa efek samping. Kandungan berbagai senyawa di dalamnya yang berperan sebagai antioksidan dan antikanker menjadikan daun sirsak mampu bekerja dengan sangat baik dalam pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit degeneratif. Khasiat daun sirsak untuk kesehatan atara lain mampu mengobati penyakit ambeien, asam urat, darah tinggi, ginjal, jantung, stroke, liver, radang paru-paru, diabetes, komplikasi, keputihan dan yang paling luar biasa adalah khasiat daun sirsak sebagai antikanker. Kemampuan khasiat daun sirsak untuk kanker telah terbukti dan teruji, materi inilah yang akan saya kaji lebih dalam lagi, semoga bermanfaat :)
Khasiat Daun Sirsak Sebagai Antikanker


Khasiat daun sirsak,- Seperti yang telah di sebutkan di atas, khasiat daun sirsak sebagai antikanker khasiat daun sirsak yang paling luar biasa. Berbagai peneliatian ilmiah menemukan fakta bahwa daun sirsak memiliki kandungan senyawa antikanker yang bernama acetogenins. Acetogenins ini memiliki daya kerja 10.000 kali lipat lebih kuat dalam menghambat pertumbuhan sel kanker dibandingkan dengan kemoterapi dengan menggunakan adriamicyn.

Dalam menghambat sel kanker, daun sirsak akan bekerja dengan sangat selektif, ia hanya akan mamatikan sel kanker tanpa melukai sel yang masih sehat. Dari segi efek sampingnya, daun sirsak tidak akan menimbulkan efek samping seperti halnya pada pengobatan kemoterapi. Mual berlebihan, berat badan berkurang, dan rambut rontok tidak akan terjadi dengan pengobatan menggunakan daun sirsak.

Khasiat daun sirsak sebagai antikanker ditunjukan dengan reaksi daun sirsak yang sigap untuk menghadang pertumbuhan sel kanker. Adapun cara kerja daun sirsak sebagai antikanker antara lain:
  • Inaktivasi Karsinogen : Khasiat daun sirsak dapat menonaktifkan zat aktif yang dapat menyebabkan kanker.
  • Antiproliferasi : Dapat menghambat proses perbanyakan sel yang abnormal pada kanker
  • Penghambat siklus sel : Pada kanker dapat terjadi tidak berhasilnya pengendalian siklus pembelahan sel. Dimana sel akan mengalami pembelahan secara tepat dan terus menerus. acetogenins sebagai zat ber khasiat daun sirsak dapat berfungsi untuk menghambat siklus pembelahan sel abnormal ( kanker ) tersebut.
  • Induksi apoptosis dan diferensiasi : Dapat merangsang proses bunuh diri pada sel kanker.
  • Inhibisi angiogenesis : Dapat menghambat pembentukan pembuluh darah baru pada sel kanker yang bertugas dalam menyediakan makanan/nutrisi bagi perkembangan sel kanker. Apabila sel kanker tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, maka sel kanker akan melemah dan kemudian mati.
Itulah cara kerja dan khasiat daun sirsak sebagai antikanker yang mampu menghambat sel kanker dengan kekuatan 10.000 kali lipat dibandingkan dengan kemoterapi.

Sejarah Penemuan Khasiat Daun Sirsak Sebagai Antikanker

Penemuan khasiat daun sirsak sebagai antikanker itu berawal dari penelitian di Universitas Purdue, Amerika Serikat, yang berhasil membuktikan buah sirsak efektif membunuh sel-sel kanker.

Para ilmuwan dari Amerika Utara mempelajari pohon legendaris yang memiliki kemampuan penyembuhan ini. Melalui puluhan tes in vitro, para ilmuwan menemukan kemampuan daun Sirsak untuk membunuh sel-sel ganas pada 12 jenis kanker yang berbeda, termasuk usus besar, payudara, prostat, paru-paru, dan kanker pancreas (Susanto, 2011).

Penelitian laboratorium menunjukkan hal itu terjadi 10.000 kali lebih kuat dalam membunuh sel kanker usus besar daripada adriamycin, obat kemoterapi yang umum digunakan. Daun Sirsak (Graviola), tidak seperti kemoterapi, dapat membunuh sel kanker tanpa merusak sel sehat (Susanto,2011).

Secara ilmiah, kemampuan daun sirsak ini sebagai obat penyembuh kanker sebenarnya sudah berhasil di analisa oleh para ahli farmasi di Amerika pada medio tahun 1976. Hal ini didukung oleh sebuah tulisan yang tercantum dalam sebuah memo internal di National Cancer Institute pada tahun 1976, "sebuah pohon dengan kekuatan penyembuhan akan diketahui oleh publik Amerika sekitar tahun 2000, setelah jutaan nyawa sudah hilang karena kanker dan  efek penolong terbesar, kemoterapi" (Susanto,2011).

Di Asia, penelitian serupa dilakukan di Korea Selatan. Suatu studi yang dipublikasikan dalam the Journal of Natural Products menyatakan, studi yang dilakukan di Catholic University di Korea Selatan menyebutkan bahwa salah satu unsur kimia bernama annonaceous acetogenin yang terkandung di dalam graviola, mampu memilih, membedakan, dan membunuh sel kanker yang berkembang di usus besar (Yulianti,2011).

Beberapa bagian dan pohon ini, seperti kulit kayu, akar, daun, daging buah, dan bijinya, selama berabad-abad dijadikan obat oleh suku bangsa itu. Graviola atau sirsak diyakini masyarakat Amazon sebagai obat sakit jantung, asma, gangguan fungsi lever (hati), dan rematik.

Itulah informasi lengkap mengenai khasiat daun sirsak sebagai antikanker pada khususnya. Kini pengolahan khasiat daun sirsak sebagai antikanker tidak hanya terbatas pada pengobatan dengan menggunakan rebusan daun sirsaknya saja, yang terbaru yang akan saya perkenalkan kepada Anda adalah olahan daun sirsak sebagai antikanker yang dipadukan dengan jus kulit manggis dalam kemasan obat herbal ace maxs. Jus kulit manggis ini memiliki efek yang sama sebagai obat herbal multikhasiat yang mampu mengobati berbagai penyakit dengan tuntas aman dan tanpa efek samping, Anda yang ingin mengtahui bagaimana keampuhan produk ini, segera saja pesan kepada kami agen obat ace maxs terbesar yang melayani pemesanan ke seluruh wilayah Indonesia dengan layanan kirim barang terlebih dahulu setelah barang diterima baru lakukan pembayaran (khusus untuk pemesanan 3 botol ke bawah).Informasi produk selengkapnya silakan klik jus kulit manggis murah

hakikat kesabaran


Hakikat kesabaran

inilah yang ditulis Ibnul Qayyim dalam bukunya Kemuliaan Sabar dan Keagungan Syukur tentang hakikat Sabar dan Pendapat para ulama tentang sabar.

Sabar pada hakekatnya adalah sebuah akhlak yang tertinggi di antara sekian banyak perangai jiwa. Sebuah akhlak yang berusaha untuk menghalangi seseorang melakukan tindakan tidak terpuji. Ini merupakan salah satu daya kejiwaan yang hanya dengannyalah jiwa bisa tegak dan berjalan lurus.

Al-Junaid bin Muhammad pernah ditanya tentang sabar. Dia menjawab: “Perumpamaan orang sabar adalah seperti orang yang meneguk minuman pahit, akan tetapi dia tidak mengerutkan mukanya dan tidak bahwa itu pahit.”

Dzunnun al-Mishri berkata: “Sabar adalah usaha untuk menjauhi segala larangan Allah. Sikap tenang dalam menghadapi segala macam duka cita yang membelit. Menampakkan sikap layaknya orang kaya disaat dia didera kefakiran dalam kehidupan sehari-hari.”

Dikatakan: “Sabar adalah menerima segala macam cobaan dengan tenang dan tabah.”

Dikatakan: “Sabar adalah berusaha untuk bersikap layaknya orang yang tidak diterpa apa-apa ketika sedang ditimpa kesusahan. Tidak sedikit pun ada keluhan terlontar dari mulutnya.”

Abu ‘Utsman berkata: “Orang sabar adalah yang bisa membiasakan dirinya memerangi segala sesuatu yang dilarang oleh Allah.”

Dikatakan: “Kesabaran adalah suasana batin seseorang ditimpa musibah dia menghadapinya dengan senang layaknya orang yang sedang mendapatkan siraman kebahagiaan.” Artinya, dia tetap beribadah kepada Allah baik di waktu ada musibah ataupun tidak. Dalam keadaan sehat, dia senantiasa bersyukur, sementara dalam kondisi sakit dia bersabar.

‘Amr bin ‘Utsman al-Makki berkata: “Sabar adalah sikap tegar dalam menghadapi ketentuan dari Allah. Orang yang sabar menerima segala musibah dari Allah dengan lapang dada.” Artinya, dia menerima semua bencana dari Allah dengan hati seluas samudera dan sama sekali tidak dihinggapi kesedihan ataupun kemarahan sehingga menjurus pada pemaki-makian.

Para ulama yang telah mencapai derajat yang tinggi berkata “Sabar adalah sikap teguh dalam memegangi kandungan al-Qur’an dan sunnah.”

Ruwaim berkata: “Sabar adalah meninggalkan keluh kesah dan hanya mengikuti jalannya takdir.”

Para ulama lain menyatakan: “Sabar adalah meminta pertolongan kepada Allah semata.”

Abu ‘Ali berkata: “Sama dengan idiomnya, sabar bermakna menahan diri.”

‘Ali bin Abi Thalib berkata: “Sabar adalah sebuah kendaraan yang tidak akan pernah jatuh tersungkur.”

Abu Muhammad al-Jaziri berkata: “Sabar adalah tidak adanya perbedaan sikap dalam meng-hadapi musibah dan kenikmatan. Hati yang sabar akan terus bersikap tenang dalam menghadapi dua hal ini.”

Bagi saya (Ibnul Qayyim), pendapat terakhir ini walaupun benar, akan tetapi tidak semua orang bisa melakukannya serta kita tidak diperintahkan melakukan hal itu. Allah telah menetapkan bahwa tabiat kita memang akan membedakan antara musibah dengan kenikmatan sebagai dua hal berbeda. Akan tetapi yang diperintahkan Allah adalah menahan diri agar tidak mengeluh dan marah-marah, bukannya menyamakan antara dua kondisi ini.

Karena harus diakui bahwa kondisi sehat tanpa musibah lebih disukai oleh semua orang dari-pada harus bersabar. Sebagaimana Rasulullah saw juga pernah bersabda dalam sebuah do’anya: “Wahai Allah, kalau Engkau tidak marah kepadaku maka aku tidak punya keinginan apa-apa kecuali kesehatan, dan maaf dapat Engkau curahkan kepadaku seluas-luasnya.”

Ini sama sekali tidak bertentangan dengan sabda Rasulullah saw: “Seseorang tidak akan per-nah dilimpahi karunia yang lebih besar dan luas daripada kesabaran.”

Karena hadits ini berlaku dalam konteks ketika musibah sudah datang, maka tidak ada lagi yang bisa melapangkan hati kecuali kesabaran itu sendiri. Akan tetapi kalau musibah itu turun, maka tentunya kesehatan itu lebih didahulukan.

Abu ‘Ali al-Daqaq pernah berkata: “Batasan sabar adalah apabila seseorang tidak mengingkari takdir. Adapun sikap yang diperlihatkan dalam menghadapi sebuah musibah itu walaupun bernada keluhan, maka hal itu tidak menafikan kesabaran.

Allah berfirman tentang Nabi Ayyub, yang artinya: “Sesungguhnya Kami dapati dia [Ayyub] seorang yang sabar,” [QS Shad: 44].
Sementara, perkataan Ayyub sendiri: “[Ya Tuhanku], sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit,” [QS al-Anbiya’: 83]

Bagi saya kata-kata keluhan yang diucapkan oleh Ayyub ini harus ditafsirkan secara harfiah. Artinya, memang dia sempat mengeliarkan keluhan.

Pernyataan Abu ‘Ali al-Daqaq tentang sikap yang bernada keluhan perlu mandapatkan perhatian di sini. Karena keluhan ada dua macam:
Pertama, keluhan kepada Allah. Ini sama sekali tidak menghilangkan nilai sabar.Sebagaimana Nabi Ya’qub pernah berkata, yang artinya: “Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku,” [QS Yusuf: 86]. Bersamaan dengan firman Allah, yang artinya: “Maka kesabaran yang baik itulah [kesabaran ku].” [QS Yusuf: 18]. Nabi Ayyub juga pernah merintih: “[Ya Tuhanku], sesungguhnya aku pernah ditimpa penya-kit” [QS al-Anbiya: 83]. Tetapi Allah masih menyebutnya sebagai orang yang sabar.

Sementara itu, Rasulullah saw sendiri pernah memanjatkan do’a kepada Allah: “Wahai Allah sesungguhnya aku mengadukan kelemahanku ini kepada-Mu dan aku mengadukan kurang cerdikku kepada-Mu...”

Nabi Musa sendiri pernah berdo’a seperti ini: “Wahai Allah, bagi-Mu dan hanya kepada-Mu lah tempat untuk mengeluh dan mengadu, Engkau adalah tempat untuk minta pertolongan, Engkau tempat minta bantuan, Engkau tempat memasrahkan diri, tidak ada daya dan kekuatan kecuali ha-nya milik-Mu.”
Kedua, keluhan yang diucapkan dengan bibir dan sekaligus diwujudkan dalam tindakan. Ini adalah sebuah sikap yang tidak sejalan dengan kesabaran. Bahkan bertabrakan dengannya.

Artinya, memang ada perbedaan antara keluhan yang diucapkan langsung olehnya kepada orang lain dengan keluhan yang hanya diucapkan kepada Allah. Karena hanya Dialah tempat mengadu.
.